Takdir Membawaku Ke MTI

Melihat foto wisuda di timeline FB, membuat saya mengingat memori dua tahun yang lalu. Ya, tepat dua tahun yang lalu saya lulus dari MTI UI (Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia). Perjalanan saya dalam menyelesaikan kuliah pasca sarjana dua tahun yang lalu merupakan kenangan yang tak terlupakan. Tidak mudah bagi saya untuk menjalaninya. Pun keluarga saya. Mulai dari membuat keputusan back to campus sampai lika-liku dunia perkuliahan.

Kepenatan dan kebosanan menjalani rutinitas pekerjaan menjadi pendorong saya untuk membuat proposal beasiswa. Awalnya saya ragu, apakah ini keputusan yang tepat? Mengingat sudah ada dua krucil yang menyita waktu dan perhatian. Ah, bukankah banyak yang bilang kalau kuliah itu bakalan punya banyak waktu? Tapi, ada juga yang bilang tugas-tugasnya banyak banget. Berbekal diskusi dengan beberapa teman dan suami serta sholat istikharah,,,,bismillah, akhirnya saya kirimkan juga proposal beasiswa saya.

Setelah proposal beasiswa itu saya kirim, mau tidak mau saya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian masuk UI (SIMAK UI). Saya hanya memiliki waktu satu bulan untuk mempelajari TPA dan TOEFL. Saya tidak tahu apakah ada teman lain yang mendaftar juga. Singkat cerita, Alhamdulillah, saya di terima di MTI UI. Dan berdasarkan pengumuman dari kampus, saya baru tahu ternyata ada beberapa teman dari BPS yang saya kenal.

Kampus UI Salemba menjadi tempat perkuliahan kami. Jadwal kuliah kami kebanyakan jatuh pada siang hari. Namun, ada kalanya kami mendapatkan jadwal kuliah malam. Setiap hari, saya berangkat pulang-pergi dengan menggunakan commuter line. Perjalanan yang harus saya tempuh lumayan panjang, sekitar 1,5 sampai 2 jam. Untungnya, jadwal berangkat saya siang, jadi tidak perlu berdesak-desakan dengan penumpang yang berangkat kerja. Lain halnya dengan saat pulang, saya harus berdesakan dengan penumpang lain karena berbarengan dengan jadwalnya orang pulang kerja.

Semester satu saatnya beradaptasi dengan aktivitas baru, jadwal baru, lingkungan serta teman-teman baru. Di semester satu ini masih belum terlalu banyak tekanan dari kampus. Kalau teman-teman bilang, saatnya menikmati waktu luang. Karena kami semua tau, di semester dua nanti, sudah saatnya mengencangkan ikat pinggang. Pasalnya, agar dapat menulis tugas akhir di semester tiga, maka syarat yang harus kami penuhi adalah minimal nilai A- pada mata kuliah Metodologi Penelitian (semester 2). Tidak bisa main-main dengan mata kuliah ini, karena dosen yang mengampu mata kuliah ini terkenal tegas dan disiplin.

Qadarullah, saya hamil di tengah semester dua. Awalnya, saya takut tidak bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Beasiswa yang saya terima hanya untuk 3 semester saja. Selebihnya, mahasiswa sendiri yang harus membayar jika memerlukan waktu tambahan. Saya pun pasrah jika memang harus menambah waktu kuliah dan membayar kuliah sendiri. Tapi, saya tidak menyerah begitu saja. Saya tetap berusaha untuk menyelesaikan tugas akhir saya. Dalam kondisi hamil saya mondar-mandir antara Tangerang-Salemba. Terkadang harus ke BPS RI yang berada di Pasar Baru untuk bertemu subject matter. Bahkan, terkadang saya harus ke UI Depok untuk menemui dosen pembimbing. Kuliah malam tetap berjalan. Tugas-tugas kelompok dan tugas akhir tidak bisa dikesampingkan.

Di semester tiga saya melahirkan putra ketiga. Di semester ini pula saya mengejar ketinggalan dari teman-teman yang lain. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah banyak membantu saya. Dan juga suami siaga yang bersedia menjemput di kala saya harus pulang malam. Alhamdulillah, perjuangan itu berakhir dengan indah. Saya berhasil menyelesaikan kuliah tepat tiga semester dengan hasil yang memuaskan. Saya bersyukur dapat menyelesaikan semuanya dengan baik.

#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikDanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe4

No comments:

Post a Comment

My Instagram