February 17, 2019

Sensus Penduduk 2020

by , in
Sensus Penduduk akan kembali diselenggarakan pada tahun 2020. Kegiatan ini diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia. Sensus Penduduk diselenggarakan setiap 10 tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka '0'. Sensus Penduduk akan menghasilkan data yang digunakan sebagai dasar pembangunan Indonesia selama 10 tahun ke depan.

Sensus merupakan pencacahan lengkap. Yang artinya setiap penduduk Indonesia akan dicatat oleh negara. Kegiatan Sensus Penduduk didasarkan pada Undang-undang tentang statistik. Oleh karena itu, setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta memberikan data sejujur-jujurnya pada kegiatan Sensus Penduduk ini.

Keakuratan data Sensus Penduduk sangat menentukan pembangunan Indonesia yang berkualitas. Data Sensus Penduduk yang akurat hanya dapat diperoleh jika semua penduduk Indonesia kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh petugas sensus. Oleh karena itu, mari kita semua sukseskan Sensus Penduduk 2020. Anda tercatat, data akurat.

#mita/freewriting/day5
February 16, 2019

Sebuah Perjalanan

by , in
Hari ini kami sekeluarga bertakziah ke rumah seorang saudara. Salah seorang saudara kami ada yang meninggal dunia. Setiap peristiwa kematian pasti menjadi sebuah pengingat bagi saya bahwa semua manusia akan kembali kepada-Nya. Sesuai dengan firman Allah, semua yang hidup pasti akan mati. Dan sesungguhnya kematian itu sungguh dekat. Tak ada yang tau kapan dan dimana akan menjemput.

Sementara itu, kehidupan di dunia ini ibarat sebuah perjalanan menuju tempat tujuan. Dalam sebuah perjalanan, kita memerlukan sebuah kendaraan yang prima dan juga bekal yang cukup. Kendaraan yang prima akan membawa kita sampai tujuan yang diinginkan. Sedangkan bekal yang dibawa sepanjang perjalanan akan menentukan kemana arah mana kita menuju. Jika kita menginginkan tujuan akhir yang baik, tentu saja kendaraan dan bekal yang dibawa harus dipersiapkan dengan baik pula.

Tidak berbeda dengan kehidupan manusia. Kendaraan adalah iman, sedangkan bekal adalah amal ibadah. Lalu, tempat tujuannya apa? Hanya ada dua tempat tujuan kita surga atau neraka. Oleh karena itu, iman dan amal ibadahlah yang akan menentukan kemana kita akan kembali.

#mita/freewriting/day4
February 16, 2019

Bukan Karena Saya Hebat

by , in
Tulisan ini seharusnya di-posting kemarin. Tapi karena kondisi badan tidak mendukung, sangat lelah. Jadi, baru bisa diposting sekarang. Untuk memenuhi tantangan free writing tiap hari, maka hari ini saya akan menulis dua tulisan. Tulisan pertama untuk merapel tugas hari-3.

Tulisan ini temanya sangat ringan. Masih menyambung tema tulisan saya sebelumnya. Yaitu, mengenai seleksi tulisan yang akan dibukukan. Alhamdulillah, tulisan saya ikut terangkut diantara beberapa tulisan lain yang akan dibukukan. Saya tidak ingin membagi tips sukses menulis ataupun tips agar tulisan kita tembus editor. Tapi saya hanya ingin berbagi secuil hikmah dari apa yang saya alami.

Saya sangat bersyukur, tulisan saya bisa diterima oleh editor. Faktanya, inilah tulisan pertama saya yang bisa lolos melalui proses seleksi yang lumayan ketat. Namun, semua itu bukanlah karena saya cakap dalam menulis. Ada kuasa Allah yang telah menakdirkannya. Menuntun saya agar dapat menuliskan setiap kenangan saya. Allah permudah tangan saya untuk menulis. Allah bukakan kenangan-kenangan manis yang telah terkubur lama. Allah mudahkan pikiran saya untuk merangkai cerita hingga menjadi tulisan yang layak di terima. Yah, semua itu bukan karena saya hebat!

#mita/freewriting/day3
February 13, 2019

Pagiku di Rumah

by , in
Hari ini saya belum bisa kembali beraktivitas di kantor. Anak-anak masih belum benar-benar sehat. Jadi saya memutuskan untuk di rumah dulu menemani anak-anak. Saya benar-benar memanfaatkan waktu ini dengan baik. Sepagi ini sudah banyak hal yang kami kerjakan. Mulai dari memasak hingga sarapan bersama. Kemudian, setelah ayah dan kakak berangkat, kami jalan-jalan pagi mengelilingi komplek. Sekedar mencari keringat dan berjemur. Udara yang masih segar dan sinar matahari yang memancarkan vitamin D sangat bagus untuk kesehatan. Kesempatan seperti ini jarang saya dapatkan karena biasanya saya sudah harus berangkat ke kantor. Jalan-jalan santai seperti ini hanya bisa kami lakukan di saat akhir pekan.

Selain itu, hari ini terasa agak istimewa bagi saya. Karena hari ini akan diumumkan peserta yang lolos seleksi naskah yang akan dibukukan. Deg-degan rasanya menunggu pengumuman itu. Tapi penasaran juga apakah tulisan saya bisa lolos atau tidak. Walau saya sangat mengharapkan tulisan saya diterima. Tapi saya akan mengikhlaskan jika ternyata tulisan saya belum layak. Insyallah saya tidak akan menyerah dan akan berusaha untuk membuat tulisan-tulisan yang lain. Sebenarnya seleksi kali ini bukanlah yang pertama bagi saya. Saya pernah gagal, tulisan saya ditolak. Tapi, saya tetap akan menulis. Karena saya yakin, keberhasilan dapat diraih dengan adanya usaha. Bukankah kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda?

#mita/freewriting/day2
#9.28-9.38
February 13, 2019

Ketika Anak-anak Sakit

by , in
Bagi seorang ibu, senyuman anak-anak menjadi penawar dahaga dikala lelah melanda. Anak-anak bagaikan sebuah charger yang siap mengisi kembali tenaganya. Namun di saat anak-anak terbaring lemah, maka ibulah yang paling menderita.

Itulah yang kurasakan beberapa hari belakangan ini. Tiga orang anak, ketiganya pula harus bergantian mengunjungi dokter. Berbagai drama minum obat dan juga susah makan tak bisa dihindarkan.

Detik demi detik menjadi penantian panjang karena demamnya tak kunjung reda. Hari telah beranjak malam, namun mata tak mampu terpejam. Tak tega rasanya meninggalkan mereka berjuang sendiri melawan demam.

Beberapa menit sekali, aku harus membasahi kembali waslap yang mulai mengering. Aku harus memastikan demamnya tidak berlebihan. Tak lupa kupasang alarm sebagai tanda aku harus memberikan obat sesuai jadwal. Semua ini kulakukan demi meringankan sakitnya. Meski raga ini pun mulai menuntut haknya.

#mita/freewriting/day1

September 20, 2018

Selamat Jalan....Sahabatku

by , in
Ilustrasi: freepik.com


"Kullu nafsin dzaaiqotul mauut"
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati" (QS. Ali Imran: 185)


Kematian adalah suatu kepastian. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat lari darinya. Tak dapat pula mengulur-ulur waktunya walau pun hanya sedetik. Semuanya telah ditetapkan oleh Allah kapan, dimana dan bagaimana kita mati. Tak ada yang tau kapan kematian akan menjemput selain Allah. Ketika tiba saat itu, terputuslah segala urusan di dunia. Tidak ada lagi yang dapat dilakukan seseorang yang berada diujung kematiannya. Lisan tak lagi dapat digerakkan tuk menyebut nama-Nya. Lutut tak dapat ditekuk tuk bersujud kepada-Nya. Telah tertutup pintu taubat. Telah habis masa hidup di dunia.

Sepekan berlalu...sejak Allah memanggil seorang sahabat tuk kembali ke sisi-Nya. Sahabat yang pernah begitu dekat. Bersama-sama menjalani hari-hari penuh keceriaan. Duduk bersebelahan di bangku sekolah. Saling berbagi canda, suka, maupun duka. Banyak kenangan kami lewati bersama. Saling berbagi bekal sekolah, belajar bersama-sama, mengerjakan tugas bersama, bahkan dimarahi guru pun bersama. Hingga saling menguatkan ketika salah satu dari kami mengalami kesedihan. Tertawa bersama ketika kebahagiaan menghampiri kami. Saling mendukung tuk kesuksesan kami. Dan ketika kabar duka itu kudengar...ingatanku seakan merajut kembali kepingan kenangan yang telah kita lalui bersama.

Engkau adalah sahabatku yang selalu ceria. Sungguh jarang kudapati dirimu berkeluh kesah. Bahkan ketika ayahmu mendahuluimu, kau terlihat begitu tabah. Tak memerlukan waktu yang lama bagimu untuk kembali bangkit menatap kehidupan. Setiap masalah selalu kau hadapi dengan semangat. Tak kenal menyerah, ulet dalam segala hal. Sungguh hancur hatiku...begitu ku dengar Allah mengujimu dengan sakit. Terlebih lagi, kita berdua terpisah dalam jarak yang tidak dekat. Teriris hati ini saat kau mengatakan 'aku kangen anak-anak'. Karena dengan sakit itu, kau harus dirawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama. Berpisah dari anak-anak, menjadi hal yang tak terelakkan lagi bagimu. Aku pun seorang ibu yang sangat paham bagaimana rasanya jauh dari anak. Tapi, aku tau kau sangat optimis untuk sembuh. Disaat aku masih memupuk rasa tenang di hati, justru kau bilang 'aku harus kuat, aku harus sembuh'. Beberapa saat sebelum kau berpulang, tak henti-hentinya kau memintaku untuk tak pernah bosan mendoakanmu. 'Mohon doakan aku selalu', hanya kalimat itu yang terlontar darimu di saat terakhirmu.

Lilis, saat ini ku yakin tak ada lagi rasa sakit yang harus kau rasakan. Allah telah cukupkan jihadmu untuk melawan sakitmu. Banyak orang yang kehilangan dirimu. Banyak orang yang sayang padamu. Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fuanha. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, menerima semua amalmu, menempatkanmu di tempat yang terbaik di sisi-Nya. Untuk putra-putrimu yang engkau tinggalkan, aku yakin Allah telah menyiapkan skenario terbaik untuk mereka. Insyaallah, mereka akan menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang selalu mendoakan ibunya. Karena hanya doa merekalah yang akan mengalirkan amal jariyah kepadamu.

Selamat jalan, Lilis....Engkau adalah sahabat terbaikku.
February 26, 2018

Kerja Bakti dan Spageti

by , in
Ternyata menjawab tantangan #15haribercerita itu tidak mudah. Tinggal satu hari lagi tantangan tersebut akan berakhir, namun saya baru memulai tulisan yang ke 10. Hmm,,,gapapa deh. Namanya juga latihan. Lagipula beberapa hari yang lalu saya disibukkan dengan pelatihan-pelatihan yang menguras tenaga dan waktu *alesan...

Tulisan kali ini hanya ingin berbagi mengenai aktifitas di keluarga kami di akhir pekan. Bukan akhir pekan kemarin, tapi sudah dua minggu yang lalu saat ada longweekend. Hehehe...semoga ga basi. 

Bagi sebagian keluarga, longweekend biasanya diisi oleh kegiatan wisata atau sekedar jalan-jalan ke mall. Tapi tidak bagi keluarga saya. Tidak ada rencana untuk bepergian saat itu. Ditambah lagi, ayah ada acara tiga hari fullday yang tidak bisa ditinggalkan. Jadilah, kami di rumah saja menghabiskan longweekend.

Longweekend di rumah saja, bukan berarti sangat membosankan. Kebetulan mas adzka mendapatkan tugas untuk melakukan bekerja bakti di rumah. Setiap anggota keluarga diberi tugas melakukan satu kegiatan untuk membersihkan rumah. Misalnya, menyapu lantai, membersihkan jendela, menyiram tanaman dan lain-lain. Setelah selesai kerja bakti, mas adzka diminta menuliskan pengalaman selama melakukan kerja bakti. Tak disangka semuanya bersemangat untuk membersihkan rumah. Mas adzka dan dek Hana saling berebutan untuk melakukan tugas yang mereka inginkan. Walaupun, hasil bebersihnya masih belum bisa sempurna. Namun, anak-anak dapat belajar untuk bekerja sama.

Selesai kerja bakti, anak-anak langsung nagih minta dibuatkan spageti. Sebagai tanda apresiasi atas kerja bakti yang mereka lakukan, saya pun langsung membuatkan mereka spageti. Spageti yang saya buat masih versi sederhana. Bahannya hanya berupa spageti dan saus. Sausnya terdiri dari campuran bawang bombay, bawang putih, daging cincang, saos tomat, keju, lada, gula dan garam. Sangat mudah dan cepat membuat spageti ini. Begitu disajikan, spageti
langsung ludes tak bersisa :)



#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikDanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe10

My Instagram